Ilmuwan: Pernah Terjadi Letusan Gunung Api Raksasa di Mars

WASHINGTON - Mars di masa lampau merupakan rumah bagi gunung api raksasa yang bisa meletus ribuan kali lipat lebih kuat ketimbang gunung api di Bumi. Temuan ini didasarkan pada temuan kawah unik di wilayah utara dataran tinggi Mars.
Dilansir Abc, Kamis (3/10/2013), temuan kawah berbentuk tidak teratur di Arabia Terra. Arabia Terra merupakan wilayah dataran tinggi Mars. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Nature.
Temuan ini mengungkap pertanyaan baru tentang kondisi di Mars pada tahun-tahun awal. Mars di awal waktu setelah terbentuknya, dipercaya oleh ilmuwan memiliki banyak kemiripan dengan Bumi dengan atmosfer yang tipis, temperatur hangat serta air di permukaannya.
Erupsi vulkanik besar kemungkinkan dapat memicu pergeseran iklim yang mempengaruhi suhu Mars. Erupsi ini diyakini memunculkan abu tebal yang menghalangi sinar matahari dan gelombang panas ketika gas rumah kaca memenuhi langit.
Menurut ahli geologi Joseph Michalski dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, gunung api super (supervolcanoes) bisa membuat sulit kehidupan untuk berevolusi di permukaan planet merah. Akan tetapi, saluran uap bawah tanah dan pelepasan air ke atmosfer juga bisa menciptakan potensi bagi mikroba untuk berkembang.
Penemuan gunung api super ini berasal dari analisis gambar oleh satelit pengorbit Mars selama lebih dari 15 tahun lalu. Beberapa ilmuwan berteori bahwa gunung api tua telah terkikis, tetapi temuan baru menunjukkan berbagai jenis gunung api yang telah ada sejak miliaran tahun lalu.
Para ilmuwan mengatakan, gunung api super di Mars meletus 1000 kali lipat lebih dahsyat daripada meletusnya Gunung St Helens di negara bagian Washington pada 1980. Bencana alam meletusnya Gunung St Helens ini kabarnya menelan korban jiwa 57 orang serta menerbangkan abu, uap, air dan puing-puing ke udara hingga mencapai ketinggian 24 ribu meter.
Dilansir Abc, Kamis (3/10/2013), temuan kawah berbentuk tidak teratur di Arabia Terra. Arabia Terra merupakan wilayah dataran tinggi Mars. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Nature.
Temuan ini mengungkap pertanyaan baru tentang kondisi di Mars pada tahun-tahun awal. Mars di awal waktu setelah terbentuknya, dipercaya oleh ilmuwan memiliki banyak kemiripan dengan Bumi dengan atmosfer yang tipis, temperatur hangat serta air di permukaannya.
Erupsi vulkanik besar kemungkinkan dapat memicu pergeseran iklim yang mempengaruhi suhu Mars. Erupsi ini diyakini memunculkan abu tebal yang menghalangi sinar matahari dan gelombang panas ketika gas rumah kaca memenuhi langit.
Menurut ahli geologi Joseph Michalski dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, gunung api super (supervolcanoes) bisa membuat sulit kehidupan untuk berevolusi di permukaan planet merah. Akan tetapi, saluran uap bawah tanah dan pelepasan air ke atmosfer juga bisa menciptakan potensi bagi mikroba untuk berkembang.
Penemuan gunung api super ini berasal dari analisis gambar oleh satelit pengorbit Mars selama lebih dari 15 tahun lalu. Beberapa ilmuwan berteori bahwa gunung api tua telah terkikis, tetapi temuan baru menunjukkan berbagai jenis gunung api yang telah ada sejak miliaran tahun lalu.
Para ilmuwan mengatakan, gunung api super di Mars meletus 1000 kali lipat lebih dahsyat daripada meletusnya Gunung St Helens di negara bagian Washington pada 1980. Bencana alam meletusnya Gunung St Helens ini kabarnya menelan korban jiwa 57 orang serta menerbangkan abu, uap, air dan puing-puing ke udara hingga mencapai ketinggian 24 ribu meter.
sumber : okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar